BUTIRAN KEHIDUPAN
Beranda hening menaburkan lamunan
Jarak yang menoleh hati terkikis sepi
Rindu dalam asa yang melambung menorehkan mimpi
Indah memang bak laksana lautan biru dengan berkas cahaya di atasnya
Sulit terasa nyayian hambar menggelora jiwa
Terjawab sudah dalam satu nuansa perisai cinta
Inilah kesabaran yang menggumam lara lewat tangisan doa
Batasan hidup yang ada melontarkan satu Tanya
Kapankah pengakhiran ini tiba seperti dalam ayatnya
Pengindahan nya akan datang tak disangka tak diduga
Air mata dalam balutan doa meyakini segalanya
Pantas tak pantaskah diri ini berdiri tegap dalam karunianya
Butiran hidup yang merekah lika-liku
Menyiratkan kenangan pembelajaran berarti
Tuhan ku yang Maha Agung
Lelah yang bersemayam lewat wajah telah sirna sudah
Untaian pena telah terukir dalam senyuman keharuan
Keabadian yang nyata membisu terlintasi keinginan
Dalam ratusan sabar dan satu keyakinan yang membuat tawa dihati
Jodohku akan segera datang menjemput di dunia masa depan
KAMU
Saat ini hatiku tak dapat lari darimu
Begitu banyak waktu ku tempuh
Beribu bahagia ku dapat
Tetapi, aku lebih memilih luka yang ada pada dirimu
Andai aku bisa memperlambat waktu senja
Aku akan mengabadikanya dalam relungku
Dan biarkan desir angin laut
Menjadi lagu liar di telingaku
Jika semua benar berlalu
Kan kupastikan hatiku hanya untukmu
Langkahku hanya untuk mengejarmu
Dan hidupku kan mengalir dalam bayangmu
Tersenyumlah padaku,
Walau hanya dalam bayangmu
WHY ?
Aku berjalan menyusuri hidupku
Begitu banyak insan disana
Juga diriku yang masih berkubang
Dalam redup begitu lemah
Mengapa...
Aku harus belajar dari kesalahan ?
Mengapa...
Aku tak bisa benar tanpa salah ?
Dan mengulang,kemudian memperbaiki
Hingga benar dan sempurna
KISAHKU
Suatu hari dalam hidupku
Kau dan aku bertemu
Masih jelas dalam ingatanku
Sosokmu yang memukau
Ludahku kelu, mulutku merapat
Karena menahan malu
Setiap malam,
Bayangmu menari-nari dalam anganku
Ada sejuta alasan
Mengapa aku memujamu
Kau menyinari relung hatiku
Kau orang yang ingin ku rengkuh
Kau adalah orang yang bertanggung jawab
Atas semua rinduku
Tetapi bagaimana dengan dia ?
Dan semakin lama,
Aku mulai menyadari akan satu hal
Bahwa kau dan aku
Ditakdirkan hanya untuk bertemu
Bukan untuk Bersatu.
puisi
22.33 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar